Bismillah

Bismi Allah Arrahman Arrahim

Disini kutuangkan segenap ketukan keyboardku. Semoga melaluinya, semakin tertebarlah keagungan Islam-ku

Thursday, December 17, 2009

The wedding part 3. (Lamaran)

Sebulan telah berlalu sejak kedatangan orangtua Firdaus ke rumah Khumaira. Frekuensi pembicaraan antara Firdaus dan Khumaira yang mengarah ke pernikahan semakin intens. Harapan diantara mereka semakin memuncak seiring semakin besarnya rasa sayang yang timbul diantara mereka. Berbagai rencana pra dan pasca pernikahanpun menjadi topic pembicaraan sehari-hari diantara mereka. Rencana orangtua Khumaira untuk berkunjung ke rumah Firdaus juga mulai dibicarakan. Pada awalnya rencana kedatangan mereka adalah seusai wisudanya Khumaira. Karena saat itulah yang paling tepat untuk bersilaturahmi.
Hingga suatu hari, tanpa diduga samasekali, Khumaira menelpon dan mengatakan bahwa orangtuanya akan datang silaturahmi. Kabarnya mereka akan ke kosnya Khumaira dan langsung ke rumah Firdaus untuk bersilaturahmi. Dengan berbunga-bunga, Firdaus menyampaikan hal ini kepada orangtuanya. Merekapun bersiap-siap untuk menyambut kedatangan keluarga Khumaira.
Hari yang dinanti-nanti oleh Firdaus dan keluarganyapun telah tiba. Ternyata yang ikut serta adalah hamper seluruh keluarga Khumaira termasuk neneknya. Suasana sangat menyenangkan. Pembicaraan mereka kemana-kemana yang menambah keakraban diantara mereka.
Menjelang siang hari, ayahanda serta ibunda Firdaus memanggil kedua calon pengantin ini ke dalam kamar untuk diajak bicara. Ayahanda Firdaus menanyakan kesiapan mereka berdua dan mempertegas keinginan untuk menikah mereka. Setelah ada jawaban yang pasti, ayahanda Firdauspun menyatakan bahwa beliau akan menyampaikan secara resmi bahwa dalam dua atau tiga pekan ke depan, beliau serta keluarga akan datang meminang.
Setelah acara ramah tamah selesai, ayahanda Firdaus menyampaikan kepada ayahanda Khumaira, bahwa dalam beberapa pekan ini, beliau serta keluarga besar akan datang untuk secara resmi meminta Khumaira menjadi menantu.
Seusai berbincang-bincang, Khumaira beserta keluarganya memohon diri untuk pulang ke kampungnya.
Malam harinya, setelah shalat isya. Firdaus berbaring dalam kamarnya sambil merenung. Apakah keputusannya sudah benar untuk meminang Khumaira. Apakah memang Khumaira-lah yang diharapkannya selama ini. Haruskan dia mengkaji dan mempertimbangkan ulang.
Dibanding-bandingkannya sifat-sifat Khumaira dengan wanita-wanita yang pernah singgah di hatinya dahulu. Dicarinya semua kejelekan dan kelemahan yang ada pada Khumaira, sambil mempertimbangkan akibat jangka panjangnya.
Merasa tidak mendapatkan jawaban yang pasti, Firdauspun bangkit dari tidurnya dan berwudhu.
Ditegakkan mukanya menghadap sang Khalik yang Maha tahu. Dan dengan segala rendah hati, dia berdoa memohon keputusan Tuhannya:
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku memohon pilihan yang tepat kepada Engkau dengan ilmu yang ada padaMu dan aku mohon kekuasaanMu untuk menyelesaikan masalahku dengan kodratMu. Dan aku memohon kepada-Mu sebagian karunia-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedangkan aku tidak berkuasa, dan Engkau Mahatahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, sekiranya Engkau tahu bahwa Khumaira lebih baik untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta lebih baik pula akibatnya di dunia dan akhirat, maka takdirkanlah dan mudahkanlah Khumaira bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini.
Dan sekiranya Engkau tahu bahwa Khumaira lebih buruk untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta lebih buruk pula akibatnya di dunia dan akhirat, maka jauhkanlah Khumaira dariku, dan jauhkanlah aku dari Khumaira, dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya."

No comments:

Post a Comment